F

Materi SKI XI -1 (Daulat Bani Abassiyah)





DAULAT BANI ABASSYIAH

pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang daulat bani abasyiah

A. Sejarah Berdirinya

Sejarah berdirinya Daulah Bani Abbasiyah, atau Dinasti Abbasiyah, melibatkan beberapa tahapan kunci yang dimulai dari latar belakang politik dan sosial di wilayah Islam hingga pendirian dinasti itu sendiri. Berikut adalah uraian rinci tentang proses berdirinya Daulah Bani Abbasiyah:

### 1. **Latar Belakang**

- **Kekuasaan Dinasti Umayyah**: Sebelum munculnya Dinasti Abbasiyah, kekuasaan Islam didominasi oleh Dinasti Umayyah yang berkuasa dari tahun 661 M hingga 750 M. Dinasti Umayyah dikenal dengan pusat pemerintahan di Damaskus dan seringkali dianggap tidak adil oleh berbagai kelompok, termasuk kelompok-kelompok non-Arab dan pendukung keturunan Nabi Muhammad SAW.

- **Ketidakpuasan dan Ketegangan**: Banyak ketidakpuasan berkembang di kalangan penduduk wilayah kekuasaan Umayyah, terutama di kalangan pendukung keluarga Abbas, keturunan paman Nabi Muhammad SAW, yang merasa bahwa mereka lebih berhak atas kekhalifahan dibandingkan keluarga Umayyah.

### 2. **Munculnya Gerakan Abbasiyah**

- **Kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasani**: Abu Muslim al-Khurasani, seorang pemimpin militer dan politik, memainkan peran kunci dalam mengorganisasi revolusi melawan Dinasti Umayyah. Ia berhasil menggalang dukungan dari berbagai kelompok yang tidak puas dengan pemerintahan Umayyah, termasuk penduduk Khurasan, Persia, dan wilayah lainnya.

- **Penyebaran Propaganda**: Gerakan Abbasiyah menyebarkan propaganda yang mendukung klaim mereka sebagai penerus yang sah dari kekhalifahan. Mereka menyuarakan ketidakadilan yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah dan mempromosikan konsep pemerintahan yang lebih adil dan representatif.

### 3. **Revolusi Abbasiyah**

- **Pemberontakan**: Pemberontakan melawan Dinasti Umayyah mulai memuncak pada pertengahan abad ke-8. Salah satu peristiwa kunci adalah Pertempuran Zab pada tahun 750 M, di mana pasukan Abbasiyah di bawah kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasani berhasil mengalahkan pasukan Umayyah.

- **Kemenangan dan Penggulingan**: Setelah kemenangan dalam Pertempuran Zab, gerakan Abbasiyah berhasil menggulingkan kekuasaan Umayyah. Khalifah Umayyah terakhir, Marwan II, melarikan diri, dan dinasti Umayyah berakhir. Dinasti Abbasiyah kemudian mendeklarasikan kekuasaan mereka atas kekhalifahan.

### 4. **Pendirian Dinasti Abbasiyah**

- **Khalifah Pertama**: Abu al-Abbas al-Saffah, keturunan Abbas bin Abdul-Muttalib, diangkat sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah. Gelar "al-Saffah" berarti "pembunuh" dan mengacu pada tindakan kerasnya dalam menegakkan kekuasaan baru.

- **Pemindahan Ibu Kota**: Khalifah al-Mansur, khalifah kedua dari Dinasti Abbasiyah, memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad pada tahun 762 M. Pemindahan ini bertujuan untuk memperkuat kontrol pusat dan menjadikan Baghdad sebagai pusat administratif dan budaya baru.

### 5. **Perkembangan Awal dan Konsolidasi**

- **Konsolidasi Kekuasaan**: Dinasti Abbasiyah melakukan upaya konsolidasi kekuasaan dengan membangun sistem administrasi yang terpusat dan mengintegrasikan berbagai wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Umayyah.

- **Pembangunan Baghdad**: Baghdad berkembang pesat menjadi pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan perdagangan. Pusat kebudayaan ini menjadi markas bagi berbagai ilmuwan, cendekiawan, dan seniman.

Dengan pendirian Daulah Bani Abbasiyah, dimulailah era baru dalam sejarah Islam yang membawa perubahan signifikan dalam aspek politik, administratif, dan kebudayaan, meninggalkan jejak yang mendalam dalam perkembangan peradaban Islam.

  • Asal Usul: Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Muslim al-Khurasani, yang berhasil menggalang dukungan untuk menggulingkan Dinasti Umayyah.
  • Pendiri: Al-Mansur adalah khalifah kedua dari dinasti ini yang memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad pada tahun 762 M.
    • Baghdad: Didirikan oleh Khalifah al-Mansur sebagai ibu kota baru, Baghdad berkembang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang sangat penting.

    3. Pemerintahan dan Administrasi

    • Khalifah: Pemimpin tertinggi dalam pemerintahan Abbasiyah. Khalifah pertama adalah Abu al-Abbas al-Saffah, dan dinasti ini dikenal dengan kebijakan administratif yang terpusat dan birokrasi yang canggih.
    • Birokrasi: Dinasti Abbasiyah mengembangkan sistem administrasi yang kompleks dengan berbagai departemen, termasuk divisi keuangan dan militer.

    4. Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan

    • Keemasan Islam: Masa keemasan Abbasiyah, terutama pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Ma'mun, ditandai dengan kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan, sastra, dan seni.
    • Bait al-Hikmah: Pusat studi dan penerjemahan besar yang didirikan di Baghdad, berperan penting dalam penerjemahan karya-karya Yunani dan perkembangan ilmu pengetahuan.

    5. Kemunduran dan Akhir Dinasti

    • Masalah Internal: Dinasti Abbasiyah menghadapi berbagai masalah internal termasuk konflik politik, ketidakstabilan ekonomi, dan pemberontakan.
    • Invasi Mongol: Puncak kemunduran Abbasiyah terjadi pada tahun 1258 M ketika Baghdad diserbu oleh pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Kota Baghdad jatuh dan khalifah terakhir, al-Musta'sim, terbunuh, menandai akhir resmi dari Dinasti Abbasiyah.

    6. Warisan

    • Pengaruh Budaya: Warisan Abbasiyah dalam bidang budaya dan ilmiah sangat signifikan dan berpengaruh pada perkembangan dunia Islam dan Eropa pada masa itu.
    • Penyebaran Islam: Dinasti Abbasiyah berperan penting dalam penyebaran dan pengembangan ajaran Islam di berbagai belahan dunia.

    Daulah Bani Abbasiyah adalah salah satu periode penting dalam sejarah Islam yang meninggalkan dampak besar dalam aspek politik, budaya, dan ilmiah.Daulah Bani Abbasiyah (atau Dinasti Abbasiyah) adalah salah satu dinasti besar dalam sejarah Islam yang memerintah dari tahun 750 M hingga 1258 M. Berikut adalah ringkasan tentang Daulah Bani Abbasiyah:

    1. Pendahuluan

    • Latar Belakang: Dinasti Abbasiyah menggantikan Dinasti Umayyah setelah pemberontakan yang dikenal sebagai Revolusi Abbasiyah. Revolusi ini dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani yang berhasil menggalang dukungan luas.

    2. Pendiri dan Pendirian

    • Pendiri: Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu al-Abbas al-Saffah, yang merupakan khalifah pertama dari dinasti ini.
    • Tahun Pendirian: Dinasti ini secara resmi didirikan pada tahun 750 M setelah kekalahan Dinasti Umayyah dalam Pertempuran Zab.

    3. Pusat Pemerintahan

    • Baghdad: Khalifah al-Mansur, khalifah kedua dari dinasti ini, memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad pada tahun 762 M. Baghdad menjadi pusat intelektual dan budaya dunia Islam pada masa itu.

    4. Pemerintahan dan Struktur

    • Khalifah: Sebagai pemimpin tertinggi, khalifah Abbasiyah memiliki kekuasaan absolut. Khalifah pertama adalah Abu al-Abbas al-Saffah, dan penggantinya termasuk al-Mansur, Harun al-Rasyid, dan al-Ma'mun.
    • Birokrasi: Dinasti Abbasiyah dikenal dengan sistem administrasi yang terorganisir dengan baik, termasuk departemen untuk keuangan, militer, dan administrasi.

    5. Era Keemasan

    • Perkembangan Ilmu Pengetahuan: Masa keemasan Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid dan al-Ma'mun, ditandai dengan kemajuan dalam sains, matematika, astronomi, dan kedokteran. Bait al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) di Baghdad menjadi pusat penelitian dan penerjemahan besar.
    • Kebudayaan: Perkembangan sastra, seni, dan arsitektur juga sangat pesat. Karya-karya seperti "Seribu Satu Malam" muncul dari periode ini.

    6. Kemunduran dan Penurunan

    • Masalah Internal: Dinasti Abbasiyah menghadapi berbagai tantangan seperti korupsi, persaingan internal, dan pemberontakan dari berbagai kelompok, termasuk dari kalangan kabilah Arab dan sekte-sekte lain.
    • Invasi Mongol: Puncak kemunduran terjadi pada tahun 1258 M ketika Baghdad diserbu oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Kota Baghdad dihancurkan, dan khalifah terakhir, al-Musta'sim, dibunuh, menandai akhir resmi Dinasti Abbasiyah.

    7. Warisan dan Pengaruh

    • Warisan Budaya: Dinasti Abbasiyah meninggalkan warisan budaya dan intelektual yang signifikan, termasuk dalam bidang filsafat, sains, dan sastra. Kontribusi mereka sangat berpengaruh pada perkembangan dunia Islam dan Barat.
    • Penyebaran Islam: Abbasiyah memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam ke wilayah baru dan memperluas pengaruh Islam.

    Daulah Bani Abbasiyah memainkan peran penting dalam sejarah dunia Islam, terutama dalam aspek perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan administrasi pemerintahan.Sejarah berdirinya Daulah Bani Abbasiyah, atau Dinasti Abbasiyah, melibatkan beberapa tahapan kunci yang dimulai dari latar belakang politik dan sosial di wilayah Islam hingga pendirian dinasti itu sendiri. Berikut adalah uraian rinci tentang proses berdirinya Daulah Bani Abbasiyah:

    1. Latar Belakang

    • Kekuasaan Dinasti Umayyah: Sebelum munculnya Dinasti Abbasiyah, kekuasaan Islam didominasi oleh Dinasti Umayyah yang berkuasa dari tahun 661 M hingga 750 M. Dinasti Umayyah dikenal dengan pusat pemerintahan di Damaskus dan seringkali dianggap tidak adil oleh berbagai kelompok, termasuk kelompok-kelompok non-Arab dan pendukung keturunan Nabi Muhammad SAW.

    • Ketidakpuasan dan Ketegangan: Banyak ketidakpuasan berkembang di kalangan penduduk wilayah kekuasaan Umayyah, terutama di kalangan pendukung keluarga Abbas, keturunan paman Nabi Muhammad SAW, yang merasa bahwa mereka lebih berhak atas kekhalifahan dibandingkan keluarga Umayyah.

    2. Munculnya Gerakan Abbasiyah

    • Kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasani: Abu Muslim al-Khurasani, seorang pemimpin militer dan politik, memainkan peran kunci dalam mengorganisasi revolusi melawan Dinasti Umayyah. Ia berhasil menggalang dukungan dari berbagai kelompok yang tidak puas dengan pemerintahan Umayyah, termasuk penduduk Khurasan, Persia, dan wilayah lainnya.

    • Penyebaran Propaganda: Gerakan Abbasiyah menyebarkan propaganda yang mendukung klaim mereka sebagai penerus yang sah dari kekhalifahan. Mereka menyuarakan ketidakadilan yang dilakukan oleh Dinasti Umayyah dan mempromosikan konsep pemerintahan yang lebih adil dan representatif.

    3. Revolusi Abbasiyah

    • Pemberontakan: Pemberontakan melawan Dinasti Umayyah mulai memuncak pada pertengahan abad ke-8. Salah satu peristiwa kunci adalah Pertempuran Zab pada tahun 750 M, di mana pasukan Abbasiyah di bawah kepemimpinan Abu Muslim al-Khurasani berhasil mengalahkan pasukan Umayyah.

    • Kemenangan dan Penggulingan: Setelah kemenangan dalam Pertempuran Zab, gerakan Abbasiyah berhasil menggulingkan kekuasaan Umayyah. Khalifah Umayyah terakhir, Marwan II, melarikan diri, dan dinasti Umayyah berakhir. Dinasti Abbasiyah kemudian mendeklarasikan kekuasaan mereka atas kekhalifahan.

    4. Pendirian Dinasti Abbasiyah

    • Khalifah Pertama: Abu al-Abbas al-Saffah, keturunan Abbas bin Abdul-Muttalib, diangkat sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah. Gelar "al-Saffah" berarti "pembunuh" dan mengacu pada tindakan kerasnya dalam menegakkan kekuasaan baru.

    • Pemindahan Ibu Kota: Khalifah al-Mansur, khalifah kedua dari Dinasti Abbasiyah, memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad pada tahun 762 M. Pemindahan ini bertujuan untuk memperkuat kontrol pusat dan menjadikan Baghdad sebagai pusat administratif dan budaya baru.

    5. Perkembangan Awal dan Konsolidasi

    • Konsolidasi Kekuasaan: Dinasti Abbasiyah melakukan upaya konsolidasi kekuasaan dengan membangun sistem administrasi yang terpusat dan mengintegrasikan berbagai wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Umayyah.

    • Pembangunan Baghdad: Baghdad berkembang pesat menjadi pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan perdagangan. Pusat kebudayaan ini menjadi markas bagi berbagai ilmuwan, cendekiawan, dan seniman.

    Dengan pendirian Daulah Bani Abbasiyah, dimulailah era baru dalam sejarah Islam yang membawa perubahan signifikan dalam aspek politik, administratif, dan kebudayaan, meninggalkan jejak yang mendalam dalam perkembangan peradaban Islam.

  • 1 komentar: